Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Keimanan kepada malakat mengandung 4 unsur, yaitu:
Pertama: Mengimani adanya mereka.
Yaitu kepercayaan yang pasti tentang keberadaan para malaikat. Tidak seperti yang dipahami oleh sebagian orang bahwa malaikat adalah hanya sebuah ‘kata’ yang bermakna konotasi yang berarti kebaikan atau semacamnya. Allah Ta’ala telah menyatakan keberadaan mereka dalam firman-Nya yang artinya: “Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiyaa’: 26-27)Kedua: Mengimani nama-nama malaikat yang telah kita ketahui, sedangkan malaikat yang tidak diketahui namanya wajib kita imani secara global.
Di antara dalil yang menunjukkan banyaknya bilangan malaikat dan tidak ada yang dapat menghitungnya kecuali Allah Ta’ala adalah sebuah hadits shahih yang berkaitan dengan baitul makmur. Di dalam hadits tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya baitul makmur berada di langit yang ketujuh setentang dengan Ka’bah di bumi, setiap hari ada 70 ribu malaikat yang shalat di dalamnya kemudian apabila mereka telah keluar maka tidak akan kembali lagi.” (HR. Bukhari & Muslim)Ketiga: Mengimani sifat-sifat malaikat yang kita ketahui.
Seperti misalnya sifat Jibril, dimana Nabi mengabarkan bahwa beliau shallallahu’alaihi wa sallam pernah melihat Jibril dalam sifat yang asli, yang ternyata mempunyai enam ratus sayap yang dapat menutupi cakrawala (HR. Bukhari). Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat malaikat Jibril dalam bentuk aslinya yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk, dari sayapnya berjatuhan berbagai warna, mutiara dan permata yang hanya Allah sajalah yang mengetahui keindahannya.” (Ibnu Katsir berkata dalam Bidayah Wan Nihayah bahwa sanad hadits ini bagus dan kuat, sedangkan Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah berkata dalam Al-Musnad bahwa sanad hadits ini shahih)Dalam hadits di atas disebutkan bahwa malaikat memiliki sayap dengan berbagai warna. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla dan memberitahukan bentuk Jibril ‘alaihissalaam yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk. Kita tidak perlu mempersoalkan bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat melihat enam ratus sayap dan bagaimana pula cara beliau menghitungnya? Padahal satu sayap saja dapat menutupi ufuk? Kita jawab: “Selagi hadits tersebut shahih dan para ulama menshahihkan sanadnya maka kita tidak membahas mengenai kaifiyat (bagaimananya), karena Allah Maha Kuasa untuk memperlihatkan kepada Nabi-Nya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hal-hal yang tidak dapat dibayangkan dan dicerna oleh akal fikiran.”
Allah ta’ala menceritakan bahwa sayap yang dimiliki malaikat memiliki jumlah bilangan yang berbeda-beda. “Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Faathir: 1)
Sifat malaikat yang lain adalah terkadang malaikat itu -dengan kekuasaan Allah- bisa berubah bentuk menjadi manusia, sebagaimana yang terjadi pada Jibril saat Allah mengutusnya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengajarkan pada manusia apa itu Islam, Iman dan Ihsan. Demikian juga dengan para malaikat yang diutus oleh Allah kepada Ibrahim dan Luth ‘alaihimassalaam, mereka semua datang dalam bentuk manusia. Para malaikat adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa mentaati apa yang diperintahkan oleh Allah dan tidak pernah mendurhakai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Keempat, mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan mereka
Kita mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan mereka yang mereka tunaikan berdasarkan perintah Allah Ta’ala, seperti bertasbih (mensucikan Allah) dan beribadah kepada-Nya tanpa kenal lelah dan tanpa pernah berhenti. Di antara para malaikat, ada yang memiliki tugas khusus, misalnya:
- Jibril ‘alaihissalaam yang ditugasi menyampaikan wahyu dari Allah kepada para Rasul-Nya ‘alaihimussalaam.
- Mikail yang ditugasi menurunkan hujan dan menyebarkannya.
- Israfil yang ditugasi meniup sangkakala.
- Malaikat Maut yang ditugasi mencabut nyawa. Dalam beberapa atsar ada disebutkan bahwa malaikat maut bernama Izrail, namun atsar tersebut tidak shahih. Nama yang benar adalah Malaikat Maut sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah ta’ala yang artinya: “Katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu.” (QS. As-Sajdah: 11)
- Yang ditugasi menjaga amal perbuatan hamba dan mencatatnya, perbuatan yang baik maupun yang buruk, mereka adalah para malaikat pencatat yang mulia. Adapun penamaan malaikat Raqib dan ‘Atid juga tidak memiliki dasar dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka kita menamakan malaikat sesuai dengan apa yang telah Allah namakan bagi mereka.
- Yang ditugasi menjaga hamba pada waktu bermukim atau bepergian, waktu tidur atau ketika jaga dan pada semua keadaannya, mereka adalah Al-Mu’aqqibat.
- Para malaikat penjaga surga. Ridwan merupakan pemimpin para malaikat di surga (apabila hadits tentang hal itu memang sah, ed).
- Sembilan belas malaikat yang merupakan pemimpin para malaikat penjaga neraka dan pemukanya adalah malaikat Malik.
- Para malaikat yang diserahi untuk mengatur janin di dalam rahim. Jika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah ta’ala mengutus seorang malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk menulis rezekinya, ajalnya, amalnya dan sengsara atau bahagianya.
- Para malaikat yang diserahi untuk menanyai mayit ketika telah diletakkan di dalam kuburnya. Ketika itu, dua malaikat mendatanginya untuk menanyakan kepadanya tentang Rabb-nya, agamanya dan nabinya.
Kesalahan-Kesalahan
Terdapat kesalahan-kesalahan yang merusak keimanan kepada malaikat. Bahkan bisa jadi kesalahan itu membawa kepada kekufuran – na’udzu billahi min dzalik -. Oleh karena itulah, kita berlindung kepada Allah agar tidak terjatuh dalam kesalahan tersebut. Beberapa kesalahan yang ada adalah:- Mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Sungguh inilah yang juga dikatakan kaum musyrikin. Maha Suci Allah dari anggapan ini. Hal ini terdapat dalam firman-Nya, yang artinya, “Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai.” (QS. An-Nahl [16]: 57)
- Beribadah kepada para malaikat. Padahal jika mereka mau merenungi ayat-ayat Al-Qur’an, akan jelas ditemukan bahwa para malaikat itu sendiri hanya menyembah kepada Allah semata. Walaupun mereka diberi berbagai kelebihan oleh Allah, mereka tetaplah makhluk Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.” (QS. Al A’raaf [7]: 206)
- Menamakan para malaikat dengan nama-nama yang tidak ditetapkan oleh Allah ta’ala dalam Al-Qur’an dan tidak disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Seperti misalnya menamakan malaikat maut dengan nama Izroil, malaikat pencatat amal dengan Roqib dan ‘Atid.
- Mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah pembantu Allah. Maha Suci Allah dari perkataan seperti ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia-lah yang menciptakan para malaikat tersebut. Dan segala makhluk yang diciptakan Allah adalah membutuhkan Allah. Malaikat-malaikat tersebut pun melaksanakan tugas-tugasnya karena diperintah oleh Allah dan diberi kemampuan untuk melaksanakannya. Kesalahan anggapan ini adalah termasuk dari kesalahan pemahaman karena menyamakan Allah dengan mahluk, dalam hal ini adalah menyamakan Allah dengan kondisi para raja yang membutuhkan pembantu-pembantu untuk melaksanakan pekerjaannya. Dan ini termasuk dalam hakikat kesyirikan. -na’udzubillah mindzalik-.
Buah Keimanan Kepada Malaikat
Beriman kepada para malaikat memiliki pengaruh yang agung dalam kehidupan setiap mukmin, di antaranya dapat kita sebutkan:- Mengetahui keagungan, kekuatan serta kesempurnaan kekuasaan-Nya. Sebab keagungan (sesuatu) yang diciptakan (makhluk) menunjukkan keagungan yang menciptakan (al-Khaliq). Dengan demikian akan menambah pengagungan dan pemuliaan seorang mukmin kepada Allah, di mana Allah menciptakan para malaikat dari cahaya dan diberiNya sayap-sayap.
- Senantiasa istiqomah (meneguhkan pendirian) dalam menaati Allah ta’ala. Karena barangsiapa beriman bahwa para malaikat itu mencatat semua amal perbuatannya, maka ini menjadikannya semakin takut kepada Allah, sehingga ia tidak akan berbuat maksiat kepada-Nya, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.
- Bersabar dalam menaati Allah serta merasakan ketenangan dan kedamaian. Karena sebagai seorang mukmin ia yakin bahwa bersamanya dalam alam yang luas ini ada ribuan malaikat yang menaati Allah dengan sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya.
- Bersyukur kepada Allah atas perlindungan-Nya kepada anak Adam, dimana ia menjadikan sebagian dari para malaikat sebagai penjaga mereka.
- Waspada bahwa dunia ini adalah fana dan tidak kekal, yakni ketika ia ingat Malaikat Maut yang suatu ketika akan diperintahkan untuk mencabut nyawanya. Karena itu, ia akan semakin rajin mempersiapkan diri menghadapi hari Akhir dengan beriman dan beramal shalih.
1. Mengimani bahwa Kitab-kitab tersebut benar-benar diturunkan dari Allah Subhanahu waTaala.
2. Mengimani Kitab-kitab yang sudah kita kenali namanya, seperti Al-Qur-an yang diturunkankepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, Taurat yang diturunkan kepada NabiMusa Alaihissalam, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa Alaihissalam, dan Zabur yangditurunkan kepada Nabi Dawud Alaihissalam, Shuhuf Ibrahim Alaihissalam dan MusaAlaihissalam. Adapun Kitab-kitab yang tidak kita ketahui namanya, maka kita mengimaninyasecara global.
3. Membenarkan seluruh beritanya yang benar, seperti berita-berita yang terdapat di dalamAl-Qur-an, dan berita-berita Kitab-kitab terdahulu sebelum diganti atau sebelumdiselewengkan.
4. Melaksanakan seluruh hukum yang tidak dinasakh (dihapus) serta rela dan berserah dirikepada hukum itu, baik kita memahami hikmahnya maupun tidak. Dan seluruh kitab terdahulutelah dinasakh oleh Al-Qur-anul Karim.
5. Berbuat dan beramal sesuai dengan amal perbuatan mereka, dengan merealisasikanketaatan kepada Tuhan dan sedapat mungkin meminimalkan kedurhakaan kepada-Nya.
6. Meyakini keberadaan mereka sebagai makhluk gaib
7. Berupaya menyesuaikan diri dengan sifat-sifat merka dan menjadikan mereka sebagaiidealisme dalam kesempurnaan ilmu dan kebaikan perilaku.
8. Mengetahui keagungan, kekuatan serta kesempurnaan kekuasaan-Nya. Sebab keagungan(sesuatu) yang diciptakan (makhluk) menunjukkan keagungan yang menciptakan (al-Khaliq).Dengan demikian akan menambah pengagungan dan pemuliaan seorang mukmin kepada Allah,di mana Allah menciptakan para malaikat dari cahaya dan diberiNya sayap-sayap.
9. Senantiasa istiqomah (meneguhkan pendirian) dalam menaati Allah taala. Karenabarangsiapa beriman bahwa para malaikat itu mencatat semua amal perbuatannya, maka ini menjadikannya semakin takut kepada Allah, sehingga ia tidak akan berbuat maksiat kepada-Nya, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.
10. Bersabar dalam menaati Allah serta merasakan ketenangan dan kedamaian. Karenasebagai seorang mukmin ia yakin bahwa bersamanya dalam alam yang luas ini ada ribuanmalaikat yang menaati Allah dengan sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya.
11. Bersyukur kepada Allah atas perlindungan-Nya kepada anak Adam, dimana ia menjadikansebagian dari para malaikat sebagai penjaga mereka.
12. Waspada bahwa dunia ini adalah fana dan tidak kekal, yakni ketika ia ingat Malaikat Mautyang suatu ketika akan diperintahkan untuk mencabut nyawanya. Karena itu, ia akan semakinrajin mempersiapkan diri menghadapi hari Akhir dengan beriman dan beramal shalih.
Menampilkan Perilaku Dalam kehidupan Sehari-hari Sebagai Cerminan Beriman Kepada Malaikat
Dengan mengetahui 10 Malaikat yang wajib kita imani diharapkan bagi seorang Muslimuntuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga beriman kepadaMalaikat tersebut minimal memiliki Fungsi antara lain :
1. Meningkatkan nilai dan martabat hidup manusia dengan bertambahnya pengetahuaninderawi terhadap makhluk yang materinya tidak tampak. Manusia yang meyakiniadanya malaikat, maka tidak perlu memiliki perasaan takut pada saat berkumpuldengan orang lain maupun pada saat sendirian. sebab pada saat sendi-rian,kemungkinan malaikat yang bersifat gaib ada disekitarnya.
2. Dalam menghadapi berbagai persoalan, manusia yang beriman kepada malaikat akanmemiliki perasaan optimis. Perasaan tersebut timbul karena manusia yang berimankepada malaikat meyakini dan mengetahui bahwa malaikat akan selalu membantuusaha manusia yang diijinkan dan diri-dloi Allah.
3. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia yang beriman kepada malaikat akan selaluberhati-hati. Hal tersebut karena manusia yang beriman kepada malaikat akanmengetahui adanya malaikat Atid dan Rokib yang bertugas mengawasi dan mencacatsegala gerak-gerik dan amal perbuatan setiap manusia. Malaikat Atid mencatat gerak-gerik dan amal perbuatan yang baik, sedangkan malaikat Rokib mencatat yang jelak,Nabi saw. bersabda:
Artinya : Sesungguhnya seorang hamba (yang meningggal) apabila telah diletakkandi dalam kubur dan para pengantarnya telah meninggalkannya,sesungguhnya ia akan mendengar derap sandal mereka. Kemudiandatanglah dua Malaikat ( Munkar dan Nakir ) dan mendudukkannya,seraya bertanya kepadanya : “Bagaimana pendapatmu tentang orang ini ( Muhammad saw.) ?. Apabila ia seorang mukmin maka akan menjawab : “ Saya bersaksi bahwa dia hamba Allah dan utusan-Nya “Kemudiandikatakannya kepadanya : “lihatlah tempatmu di neraka, sunggguh Allahtelah menggantikannya buat kamu di sorga “Kemudian ia akan melihat kedua tempat itu semua (sorga dan neraka)” HR. Bukhari dan Muslim.
Bagus Mas Blog nya, Miku nya cantik
BalasHapus